Selasa, 05 April 2016

Cita-Citaku Setelah Tamat SMP

Hi !
                Saya Lia Amaliah Zaman biasa di panggil Lia.saya bertempat tinggal di Jl.Sukamelang blok bor kec.Kroya Kab.Indramayu.Saya sekarang bersekolah di SMP N 1 Gabuswetan tepatnya kelas 9-1.Dan untuk pergi kesekolah saya menggunakan mobil angkot jarak kesekolah kurang lebih 3 Km.
                Pekerjaan Orangtua saya yaitu Ayah sebagai Guru di SMP N 3 Kroya dan Mamah saya adalah Ibu Rumah Tangga,They are Heroes In My Life karena mereka mengajarkan anak-anaknya untuk bersikap baik,and everything was good for children.
                Anyway,saya mau bercerita sedikit tentang pendidikan saya setelah tamat SMP.Satu bulan lagi saya akan tamat SMP dan saya ingin melanjutkannya di SMA N  1 Kandanghaur.Saya bercita cita ingin menjadi Chef  menurut saya Chef  itu pekerjaaan yang mengutamakan Kesehatan dan Kebersihan.Jika saya sudah sukses nanti saya ingin membuka usaha,terutama ingin membahagiakan orangtua.Selain itu,saya ingin berkeliling dunia memperkenalkan masakan Indonesia yang mempunyai  citarasa yang khas.

                Mungkin mimpi saya terlalu tinggi,akan tetapi saya ingin bangun dari mimpi tersebut dan membuat mimpi itu menjadi NYATA .       I can do it !

Wassalamualaikum..

Senin, 29 Februari 2016

Indramayu kota Tarling



Orang zaman dulu telah meninggalkan sejuta ragam budaya di kota Mangga ini.Hal hasil kota ini semakin dikenal oleh masyarakat luas dengan ragam budayanya.
TARLING
                Kata tarling singkatan dari “tar” yaitu Gitar dan “ling” berarti Suling.Berpaduan antara kedua alat musik tersebut terjadilah alunan nada yang semua orang bergoyang.Tarling dipakai untuk musik organ tunggal,alunan tarling mempunyai ciri khas yaitu lebih bermain dengan alat musik suling.
                Asal-usul tarling muncul sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean,Kabupaten Indramayu.Alunan gitar dan suling bambu yang menyajikan musik Dermayonan dan Cerbonan itu pun mulai mewabah sekitar tahun1930.Sejak itu, anak-anak muda di berbagai pelosok desa di Indramayu menerimanya sebagai suatu gaya hidup.Anak muda suka memainkannya, seni musik ini mulai digandrungi. Pada 1935, alunan musik tarling juga dilengkapi dengan kotak sabun yang berfungsi sebagai kendang, dan kendi sebagai gong. Kemudian pada 1936, alunan tarling dilengkapi dengan alat musik lain berupa baskom dan ketipung kecil yang berfungsi sebagai perkusi.
                Tarling ini diciptakan oleh Bapak Sugra.Sugra dan teman-temannya sering diundang untuk hajatan,walaupun tidak dikasih honor. Sugra melengkapi tarlingnya dengan pergelaran drama. Drama yang disampaikannya itu berkisah tentang kehidupan sehari-hari yang terjadi di tengah masyarakat. Akhirnya, lahirlah lakon-lakon seperti Saida-Saeni, Pegat-Balen, dan Lair-Batin yang sangat melegenda hingga kini. Bahkan, lakon Saida-Saeni yang tragis, selalu mengundang air mata para penonton yang menyaksikan.
                Tokoh-Tokoh yang berkaitan dengan Tarling
1.       Hj.Dariyah
2.       Pepen Efendi
3.       Abdul Adjib
4.       jayana
5.       Lulut Casmaya
6.       Maman Suparman
                Penyanyi yang sering menyanyi Lagu Tarling
1.       Aas Rolani
2.       cucun Novia
3.       Dewi Kirana
4.       Nunung Alvi

Seni tarling meskipun sudah tidak terdengar.Namun, tarling selamanya tidak bisa dipisahkan dari sejarah masyarakat pesisir pantura.Karena tarling adalah jiwa dari masyarakat pesisir pantura, dengan masyarakat ikut sawer keatas panggung atau sekedar melihatnya,dan mendengarnya seolah mampu menghilangkan beratnya beban hidup.